TokoRoti Tan Ek Tjoan. Toko roti ini sangat terkenal di kalangan orang tua di Bogor dan Jakarta. Sudah berdiri sejak Indonesia belum merdeka, tepatnya di tahun 1920. Tan Ek Tjoan sebelumnya terkenal di Bogor dan kemudian ramai di pasar Jakarta sekitar tahun 1953. Untuk rasa, tak perlu diragukan lagi. Varianroti paling populer dari Tan Ek Tjoan adalah roti gambang yang keras di luar namun lembut di dalam serta roti Bimbam alias roti sobek yang empuk. Alamat : Jalan WR Supratman No. 45 Ciputat Timur, Tangerang Selatan Jam operasional : Setiap hari jam Nomor telepon : +6221 2920 4922 atau +62811 870 7055 Instagram Rotiresep lama masih bertahan, misalnya Roti Liong, Roti Lauw, atau Roti Tan Ek Tjoan. Sebenarnya, untuk urusan mengganjal perut, tidak hanya roti, Roti gambang sering juga disebut roti khas betawi. Ainin, pedagang Roti Liong pikulan yang biasa berkeliling di seputaran Bicara roti tertua, tentu masih dipegang Tan Ek Tjoan yang lahir RotiTan Ek Tjoan masih mempertahankan resep lama yang sudah diturunkan kepada anak-anaknya, yang kini sudah generasi ketiga menjalankan usaha tersebut. Harga roti Tan Ek Tjoan bervariasi, mulai dari Rp6 ribu hingga Rp15 ribu. Harga ditentukan dari rasa dan ukuran roti. Roti gambang yang bertekstur keras, berwarna cokelat, dan bertabur wijen, menjadi salah satu ciri khas Roti Tan Ek Tjoan yang melegenda. Kata"Gambang" dalam kuliner Roti Gambang digunakan karena melihat warna dan bentuk Roti tersebut yang menyerupai salah satu alat musik Betawi, yaitu Gambang. Adapun ciri lainnya dari Roti Gambang adalah: Roti Gambang memiliki tekstur yang empuk namun tidak selembut roti. Cita rasa yang khas dengan aroma wangi bubuk kayu manis dominan 92QfW. Pertama kali saya makan roti Tan Ek Tjoan tahun 2003 di Slipi bawah. Waktu itu ada penjual roti keliling pakai sepeda yang berteduh di emperan toko karena hujan deras. Kami sama-sama terjebak. Si bapak nggak bisa keliling sementara saya nggak dapat bus menuju mengobrol tentang merek roti yang sudah ada sejak tahun 1921 ini saya jadi tertarik beli. Saat itu saya langsung memilih roti gambang karena itu adalah roti favorit. Kebetulan varian tersebut juga laris menurut si bapak penjual. Walau sudah sering makan roti gambang buatan pabrik, bakery, hingga rumahan, menurut saya saat itu—dan sampai sekarang—roti gambang Tan Ek Tjoan juaranya meski bertekstur saat itu setiap kali ada tukang roti keliling membawa Tan Ek Tjoan, ketemunya di jalan sekalipun, saya selalu menyempatkan diri membeli. Lama-lama malah jadi langganan. Roti gambangnya cocok jadi teman kopi hitam yang pahit. Teksturnya yang keras akan lumer bersama roti gambang, roti tawarnya juga sangat khas. Roti tawarnya mengingatkan saya pada roti tawar buatan toko kue legendaris di Jombang, Jawa Timur, yaitu Toko Roti Mayar. Menghabiskan sebagian masa kecil di Jombang, saat pertama kali mengenal roti, ya roti-roti jadul yang dijual Toko Roti Mayar. Oleh karena itu, buat saya roti Tan Ek Tjoan bukan sekadar rasa, namun juga perkara lain yang biasanya dijual keliling adalah roti kelapa, filling keju, kacang dasi, pisang coklat, fla susu, dan lain-lain. Semuanya enak, terasa orang-orang yang ahli di urusan baking, ciri roti Tan Ek Tjoan ada pada tekstur yang padat. Hal ini berbeda dengan resep dan selera modern yang lebih suka tekstur roti yang renggang. Rasa roti jadul memang lebih sederhana, tapi kuat dan mengenyangkan. Sepertinya jika roti yang pertama kali dikenal adalah versi jadul, roti-roti dengan resep modern akan terasa seperti camilan info, roti jadul hanya mengenal empat jenis bahan tepung terigu, ragi tradisional, garam, dan gula. Berbeda dengan roti modern yang cepat mengembang dan bentuknya lebih cantik, tapi membutuhkan emulsifier dan sebagainya sehingga rasanya pun diingat-ingat, sejak muncul awareness merek Tan Ek Tjoan tahun 2003, saya jadi sering melihat penjual kelilingnya di mana-mana. Saya pernah lihat penjual keliling di Slipi, Matraman-Cikini, Manggarai, Bogor, Depok, Jagakarsa, Ciputat, bahkan sampai Tangerang Selatan! Usut punya usut, ternyata gerobak keliling yang dibawa pakai sepeda ini merupakan strategi marketing mereka sejak tahun dari Historia, strategi penjualan dengan gerobak keliling ini diprakarsai oleh Tan Kim Thay. Phoa Lin, istri Tan Ek Tjoan, meninggal pada tahun 1958 dan mewariskan usahanya pada Tan Kim Thay mendapat cabang Jakarta dan Tan Bok Nio mendapat cabang Bogor. Cabang Jakarta lah yang membuat roti ini sampai ke rumah-rumah orang Belanda di Cikini, Ciputat, Cinere, Tangerang, dan masa lalu, roti memang jadi makanan orang Belanda, meski pembuat dan penjualnya biasanya beretnis Tionghoa. Selain Tan Ek Tjoan, ada roti merek Lauw dan Oen yang juga sudah ada sejak zaman Belanda dan eksis hingga roti Tan Ek Tjoan varian apa yang sudah pernah kamu coba, Mylov?Sumber Gambar YouTube Giras MakanTerminal Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh Intan Ekapratiwi Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID 27a1dc52-0c3d-11ee-86f4-4c5958677272 Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya.

resep roti gambang tan ek tjoan